Rabu, 01 Mei 2013

BAB 5 TEKNIK SINYAL ENCODING



TEKNIK SINYAL ENCODING
A.      Pengertian
Encoding adalah salah satu proses yang sulit dalam algoritma genetika. Hal ini disebabkan karena proses encoding untuk setiap permasalahan berbeda-beda karena tidak semua teknik encoding cocok untuk setiap permasalahan. Proses encoding menghasilkan string yang kemudian disebut kromosom. String terdiri dari sekumpulan bit. Bit ini dikenal sebagai gen. Jadi satu kromosom terdiri dari sejumlah gen. Ada bermacam-macam teknik encoding yang dapat dilakukan dalam algoritma genetika.

B.       Macam-macam Teknik Encoding
Digital signaling  sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal digital x(t) berdasarkan teknik tertentu. Analog signaling: sinyal input m(t) disebut “modulating signal” dikalikan dengan sinyal pembawa, hasil modulasi berupa sinyal analog s(t) disebut “modulated signal”.
1.    Data digital, sinyal digital
Umumnya peralatan untuk mengubah kode data digital menjadi sebuah sinyal digital tidak terlalu kompleks dantidak terlalu mahal dibanding peralatan modulasi digital ke analog.
2.    Data analog, sinyal digital
Perubahan data analog ke bentuk digital memungkinkan penggunaan peralatan transmisi digital dan peralatan switching modern.
3.    Data digital, sinyal analog
Beberapa media transmisi seperti serat optik & media unguided hanya akan menyebarkan sinyal-sinyal analog
4.    Data analog, sinyal analog
Data analog dalam bentuk elektrik dapat ditransmisikan sebagai sinyal baseband dengan mudah & murah. Hal ini dilakukan dengan transmisi suara melalui jalur derajat –suara. Satu penggunaan modulasi yang umum dilkukan dengan mengalihkan badwidth sinyal basebaband ke bagian lain dari spectrum. Dengan cara ini sinyal multiple dimana masing-masing berada pada posisi yang berlainan pada spectrum dapat membagi media transmisi yang sama.
Berikut adalah gambar modulasi dan encoding sinyal :


C.      Data Digital dan Sinyal Digital
1.    Pengertian
Sinyal digital adalah sinyal diskrit dengan pulsa tegangan diskontinyu. Tiap pulsa adalah elemen sinyal data biner diubah menjadi elemen - elemen sinyal.
Spektrum sinyal  adalah disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary ditransmisikan dengan meng-encoder-kan tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
2.    Ketentuan
a.    Unipolar: Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama yaitu positif semua atau negatif semua.
b.    Polar :adalah elemen-elemen sinyal dimana salah satu state logic dinyatakan oleh level tegangan positif dan sebaliknya oleh tegangan negative
c.    Rating Data : Rating data transmisi data dalam bit per second
d.   Durasi atau panjang suatu bit: Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan bit
e.    Rating modulasi
f.     Rating dimana level sinyal berubah
g.    Diukur dalam bentuk baud=elemen-elemen sinyal per detik
h.    Tanda dan ruang
i.      Biner 1 dan biner 0 berturut-turut
j.      Modulation rate adalah kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam bauds atau elemen sinyal per detik.
k.    Istilah mark dan space menyatakan digit binary '1' dan '0'.
3.    Receiver
Tugas-tugas receiver dalam mengartikan sinyal-sinyal digital:
a.       receiver harus mengetahui timing dari tiap bit
b.      receiver harus menentukan apakah level sinyal dalam posisi bit high(1) atau low(0).
Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah interval dan membandingkan nilainya dengan threshold.
Faktor yang menentukan sukses dari receiver dalam mengartikan sinyal yang datang :
a.         Data rate (kecepatan data) : peningkatan data rate akan meningkatkan bit error
rate (kecepatan error dari bit).
-          S/N : peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate.
-          Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate.
4.    Faktor Perbandingan Teknik Komunikasi
Lima faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik komunikasi
a.    Spektrum sinyal
Disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi
b.    Clocking
Untuk menentukan awal & akhir posisi setiap bit adalah dgn menyediakan clock  terpisah  utk sinkronisasi transmiter dan receiver. Mekanisme sinkronisasi berdasarkan sinyal yg ditransmisikan.
c.    Deteksi error
Dengan skema pengkodean sinyal scr fisik dpt mendeteksi error dgn lbh cepat.
d.   Interferensi sinyal dan Kekebalan terhadap noise
Beberapa kode tertentu menunjukkan kinerja yg sgt baik dlm mengatasi noise
e.    Harga dan Kelengkapan
Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan data) menyebabkan harga semakin tinggi. Beberapa kode membutuhkan rate sinyal ternyata lbhbesar dibanding rate data aktual
5.    Pola-Pola Encoding
Berikut adalah gambaran dari pola-pola encoding :

a.    Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
Yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili binary lainnya.
      Dua tegangan yang berbeda antara bit 0 dan bit 1
      Tegangan konstan selama interval bit
      Tidak ada transisi yaitu tegangan no return to zero
Contoh :Ketiadaan voltase dpt digunakan utk menampilkan biner 0 dan voltase positif konstan utk menampilkan nilai biner 1



b.   Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
Yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary '1' untuk bit time tersebut; tidak ada transisi berarti binary '0'. Sehingga NRZI merupakan salah satu contoh dari differensial encoding.
      Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) dalam kesatuan
      Pulsa tegangan konstan untuk durasi bit
      Data dikodekan / diterjemahkan sebagai kehadiran(ada) atau ketiadaan sinyal transisi saat permulaan bit time
      Transisi (dari rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah) merupakan biner 1
      Tidak ada transisi untuk biner 0
Sebagai contoh encoding differential
Keuntungan differensial encoding :
-       lebih kebal noise
-       tidak dipengaruhi oleh level tegangan.
Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZI :
      keterbatasan dalam komponen dc dan kemampuan synchronisasi yang buruk
NRZ
Berikut gambaran NRZ-L dan NRZI

c.    Bipolar-AMI
           Teknik ini diarahkan utk mengatasi ketidakefisienan kode-kode NRZ
           Digunakan lebih dari 2 level sinyal
           Contoh untuk skema ini yakni Bipolar-AMI (Alternate Mark Inversion) dan pseudoternary
           Sedangkan biner 1 ditampilkan melalui pulsa positif dan negatif
           Pulsa biner 1 harus berganti-ganti polaritasnya
           Bandwidth yg dihasilkan dari sinyal2 yang dihasilkan  sangat tipis dibanding bandwidth untuk NRZ
           Karena sinyal2 biner 1 berganti voltase dari positif ke negatif maka tidak ada dc komponen murni
           Sifat pulsa yg berganti-ganti memungkinkan hanya diperlukan alat yg sederhana untuk mendeteksi error
d.   Pseudoternary
           Biner 1sesuai utk melalui No Line Signal
           Biner 0 melalui pulsa yg berganti-ganti negatif & positif
Berikut adalah gambaran Bipolar-AMI dan Pseudoternary

Pertukaran untuk biner multilevel
           Tidak ada efisiensi pada NZR
           Tiap elemen sinyal hanya menggambarkan satu bit
           Pada 3 level sistem dapat menggambarkan log23 = 1.58 bits
           Receiver harus membedakan diantara 3 level (+A, -A, 0)
           Membutuhkan kira-kira lebih dari 3db kekuatan sinyal untuk kemungkinan yang sama dalam bit error
Pertukaran dua fase dengan dua tekniknya yaitu manchester dan differential manchester.

e.    Manchester
      Transisi di tengah untuk tiap periode bit
      Perpindahan transisi sebagai clock dan data
      Rendah ke tinggi menggambarkan 1
      Tinggi ke rendah menggambarkan 0
Berikut adalah gambraran encoding Manchester :

f.     Differential Manchester
      Transisi pertengahan bit hanya digunakan untuk clocking
      Transisi dimulai saat periode bit menggambarkan 0
      Tidak ada transisi yang dimulai saat periode bit dalam menggambarkan nol
      Menggunakan differential encoding

Keuntungan rancangan biphase :
      Synchronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, receiver dapat mensynchron-kan pada transis tersebut atau dikenal sebagai self clocking codes.
      Tidak ada komponen dc.
      Deteksi terhadap error : ketiadaan dari transisi yang diharapkan, dapat dipakai untuk mendeteksi error.
Kekurangannya :
      Memakai bandwidth yang lebih lebar dari pada multilevel binary.
Manchester Encoding

g.    B8ZS
      Penggantian Bipolar With 8 Zeros
      Skema pengkodean didasarkan pada bipolar-AMI
      Kekurangan kode AMI adalah string panjang nol bisa menyebabkan hilangnya singkronisasi. Utk itu terdapat aturan :
      Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode positif sebagai 000+-0-+
      Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode negatif sebagai 000-+0+-
      Teknik ini memaksa dua kode pelanggaran pada kode AMI
      Receiver mendeteksi dan menerjemahkan seperti octed pada semua zero
h.   HDB3
      Kepadatan tinggi Bipolar 3 Zeros
      Didasarkan pada bipolar-AMI
      String pada empat zero digantikan dengan satu atau dua pulsa
Berikut adalah adalah gambaran Bipolar AMI, B8ZS dan HDB3

6.    Rate Modulasi
Saat teknik pengkodean sinyal digunakan, perlu dibuat suatu perbedaan jelas antara rate data (dinyatakan dlm bit per detik) dan rate modulasi (dinyatakan dlm baud).Rate data atau rate bit adalah 1/tB,  tB = durasi bit.
Sedangkan rate modulasi adalah rate tempat elemensinyal dimunculkan.
D = R   
       b
Dimana :
D = rate modulasi, baud
      R = rate data, bps
      b = jumlah bit per elemen sinyal
salah satu cara menentukan karakteristik rate modulasi adalah dengan menentukan rata-rata jumlah transisi yang terjadi per waktu bit, dan hal ini tergantung pada runtutan tetap bit yang ditransmisikan.

Gambar Kecepatan Modulasi


7.    Scrambling
Dalam skema ini, rangkaian yg akan menghasilkan level voltase konstan dijalurnya dan digantikan oleh rangkaian pengisi (yg menyediakan transisi yg cukup utk clock-receiver dlm memelihara singkronisasi).  Runtunan pengisi harus dikenal receiver dan akan digantikan dengan runtunan data asli. Runtunan pengisi ini sama panjangnya dengan Runtunan yang asli, sehingga tidak ada peningkatan rate data.
Rangkaian Pengisi (Filling)
      Harus cukup menghasilkan transisi untuk sinkronisasi
      Harus dapat diakui oleh receiver dan digantikan dengan yang asli
      Panjang sama dengan yang asli
Dengan ciri :
      Tidak ada komponen dc
      Tidak ada rangkaian panjang pada saluran sinyal level zero
      Tidak ada penurunan pada kecepatan data
      Kemampuan pendeteksian error




D.      Data Digital Sinyal Analog
Pentransmisian data ditigal menggunakansinyal-sinyal analog. Yang paling sering dilakukan adalah dengan mentransmisikan  data digital melalui jaringan telepon umum.Jaringan telepon dirancang untuk menerima, mengalihkan dan mentransmisikan sinyal-sinyal analog dengan rentang frekuensi suara 300Hz sampai 3400Hz. Untuk jaringan telepon (perangkat digital) yang dipasang ke jaringan melalui sebuah modem (modulator-demodulator) dapat mengubah data digital ke sinyal-sinyal analog.
Untuk jaringan telepon digunakan modem-modem yang menghasilkan sinyal-sinyal dalam rentang frekuensi suara. Teknik-teknik dasar yang sama digunakan untuk modem yang menghasilkan sinyal-sinyal pada frekuensi yang lebih tinggi.

1.      Modulasi dipengaruhi oleh karakteristik sinya pembawa yaitu :amplitudo, frekuensi, fase
2.      Ada tiga teknik dasar pengkodean atau teknik modulasi yakni:
-       Amplitude shift keying (ASK)
-       Frequency shift keying (FSK)
-       Phase shift keying (PSK)
Berikut ini adalah gambaran ASK, BFSK, BPSK


a.    Amplitude shift keying (ASK)
Dua nilai  biner dilambangkan dua amplitudo berbeda dari frekuensi sinyal pembawa.Selalu, salah satu amplitudo adalah zero (nol) yakni, satu digit biner yg ditunjukkan melalui keberadaan sinyal pd amplitudo yg konstan dr sinyal pembawa, sedangkan yg lain melalui ketidakadaan sinyak pembawa. ASK sangat rentan untuk pergantian gain (bati) yang tiba-tiba, sehingga menyebabkan ASK menjadi Teknik Modulasi yg tidak terlalu efisien. Pada derajat suara (voice grade line) hanya sampai dengan 1200bps. ASK sering digunakan untuk mentransmisikan data pada fiber optic.

b.   Frequency shift keying (FSK)
Secara umumFSK berbentuk binary sehingga disebut juga Binary Frequency Shift Keying (BFSK).Dua hasil biner diwakili oleh dua frekuensi yang berbeda(carrier dekat) di dekat frekuensi pembawa. Pada FSK, fase sinyal pembawa diubah untuk menampilkan data. FSK lebih stabil dan tidak mudah error bila dibandingkan dengan ASK. Sama seperti ASK, pada derajat suara (voice grade line) hanya sampai dengan 1200 bps. FSK untuk operasi Full-Duplex zspanjang jalur derajat-suara, akan melewatkan frekuensi pada kisaran rentang 300-3400 Hz. Full-Duplex berarti sinyal-sinyal ditransmisikan dua arah pada saat yang bersamaan.
gambar transmisi full duplex FSK pada garis suara

c.       Phase shift keying (PSK)
      Fase pada sinyal carrier adalah perubahan untuk mewakili data
      Binary PSK : Dua fase diwakili dua digit biner
      Differential PSK
      Perubahan fase relatif untuk transmisi sebelumnya lebih dari beberapa sinyal referensi

Quadrature PSK
      Penggunaan lebih efisien oleh tiap elemen sinyal diwakili lebih dari satu bit
      Misalnya perubahan pada p/2 (90o)
      Tiap elemen diwakili dua bit
      Dapat digunakan 8 sudut fase dan memiliki lebih dari satu amplitudo
      9600bps modem menggunakan sudut 12, empat pada tiap dua amplitudo
      Offset QPSK (orthogonal QPSK)
      Delay dalam aliran Q

E.       Data Analog Sinyal Digital
Digitalisasi adalah Konversi dari data analog ke data digital. Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan NRZ-L. Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan code selain NRZ-L. Data digital dapat dirubah menjadi sinyal analog.  Bila data analog diubah menjadi data digital, maka akan terjadi banyak hal, diantaranya:
1.      Data digital dapat ditransmisikan menggunakan NRZ-L.
2.      Data digital dapat ditandai sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode lain selain NRZ-L. sehingga diperlukan satu data tambahan.
3.      Data digital dapat diubah menjadi suatu sinyal analog, dengan menggunakan salah satu teknik modulasi.
Konversi analog ke digital menggunakan codec (Coder-Decoder). Dua teknik yg digunakan dalam Codec adalah Pulse Code Modulation dan Delta Modulation.



1.        Pulse Code Modulation(PCM)
Ciri-ciri :
      Jika sinyal diambil pada interval regular dan pada rate yg lebih tinggi dua kali daripada frekuensi sinyal tertinggi, maka sample memuat banyak informasi dari sinyal original atau disebut Proof - Stallings appendix 4A.
      Batas data voice(suara) sampai 4000Hz.
      Membutuhkan 8000 sample tiap detik untuk menggolongkan sinyal suara dengan lengkap.
      Untuk mengubah menjadi digital, tiap sample harus ditandai dengan suatu kode biner.
      Sistem 4 bit sample memberi 16 level.

Kualitas :
      Kualitas error atau noise
      Kira-kira diartikan dimungkinkan untuk menutup kembali ketepatan original
      8 bit sample memberi 256 level kuantisasi
      Mutu sinyal suara yg diwakili lbh baik dibandingkan kualitas dengan transmisi analog
      8000 samples tiap detik pada tiap 8 bit memberi  64kbps


2.        Non-Linier Encoding
Skema PCM menggunakan Nonlinear Encoding yg artinya bahwa level-level kuantisasi tidak diperlakukan sama. Untuk mengurangi sinyal distorsi dapat dilakukan dengan menggunakan kuantisasi yang seragam dan companding yakni proses mempersingkat rentang intensitas sebuah sinyal dengan penambahan lebih banyak penguat untuk sinyal-sinyal yang lemah dibanding sinyal yang kuat pada input.

Gambar efek pengkodean Nonlinier

3.    Modulasi Delta
      Dengan DM, suatu input analog  kira-kira seperti fungsi tangga yang bergerak naik-turun dengan satu level kuantisasi pada tiap interval sampling
      Output dari proses DM adalah tuntunan biner yang dapat digunakan receiver  untuk rekonstruksi fungsi tangga yang jalannya mirip biner. Pada setiap waktu pengambilan sampel, fungsi bergerak naik turun sebesar  sehingga output dari proses modulasi delta dapat ditampilkan sebagai suatu digit biner tunggal untuk setiap sampel.

Contoh modulasi delta


Output dari proses DM adalah runtunan biner yang dapat digunakan receiver untuk merekonstruksi fungsi tangga. Kemudian fungsi tangga dapat diperhalus lagi dengan melalui lebih banyak jenis proses integrasi agar dapat menghasilkan pendekatan analog dari sinyal input analog.

F.       Data Analog, Sinyal Analog
Terdapat dua alas an utama untuk modulasi analog dari sinyal-sinyal analog:
a.    Diperlukan frekuensi yang lebih tinggi agar transmisi yang dilakukan lebih efektif
b.   Modulasi memperbolehkan frequency-division multiplexing
Tipe-tipe modulasi
      Amplitudo Modulation (AM)
      Phase Modulation (PM)
      Frequency Modulation (FM)

AMPLITUDO MODULATION
Dikenal sebagai double sideband transmitter carrier (DSBTC). Secara matematik proses ini dinyatakan sebagai : 

s(t) = [1 + nax(t)] cos2π fct 
dimana : 
cos2π fct   = carrier
x(t) = sinyal input (pembawa data)
na = indeks modulasi = ration amplitudo dari sinyal input terhadap carrier.

Gambar 3.10 menunjukkan spektrum sinyal AM yang terdiri dari sinyal carrier
ditambah spektrum dari sinyal input sehingga terdapat lower sideband (f > fc) dan
upper sideband (f < fc). 


Jenis AM : 

·         Yang populer yaitu single sideband (SSB) dimana pengiriman hanya satu sideband dan menghapus sideband lain dan carriernya.

Keuntungan : 

o   Hanya separuh dari bandwidth yang dibutuhkan
o   Diperlukan power yang lebih kecil sebab tidak ada power yang dipakai untuk men-transmisi carrier pada sideband yang lain.

  • Double sideband suppressed carrier (DSBSC) dimana menyaring frekuensi carrier dan mengirimkan kedua sideband.

Keuntungan : menghemat power tetapi memakai bandwidth yang besarnya sama dengan DSBTC. 
Kerugian dari kedua -duanya : menahan carrier, padahal carrier dapat dipakai untuk
tujuan synchronisasi. 

Solusi : dengan vestigial sideband (VSB) dimana memakai satu sideband dan mengurangi power carrier. 



DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Teknik Sinyal Encoding.(http://pendekarbloger.blogspot.com/2011/03/teknik-sinyal-encoding.html diakses tanggal 5 Februari 2013).
Harisamt.2011.Teknik Encoding Data Digital, & Sinyal Digital(http://haris-ti.blogspot.com/2012/04/teknik-encoding-data-digital-sinyal.html diakses tanggal 5 Februari 2013).
Stallings, William. 2001. Komunikasi Data dan Komputer: Dasar-Dasar Komunikasi Data. Jakarta: Salemba Teknika.

2 komentar:

  1. terimakasih untuk penulis, saya sangat mengapresiasikan tulisan ini karena sangat membantu

    BalasHapus
  2. Terima kasih... Untuk informasinya

    BalasHapus