TEKNIK SINYAL ENCODING
A.
Pengertian
Encoding adalah salah satu proses yang
sulit dalam algoritma genetika. Hal ini disebabkan karena proses encoding untuk
setiap permasalahan berbeda-beda karena tidak semua teknik encoding cocok untuk
setiap permasalahan. Proses encoding menghasilkan string yang kemudian disebut
kromosom. String terdiri dari sekumpulan bit. Bit ini dikenal sebagai gen. Jadi
satu kromosom terdiri dari sejumlah gen. Ada bermacam-macam teknik encoding
yang dapat dilakukan dalam algoritma genetika.
B.
Macam-macam
Teknik Encoding
Digital
signaling sumber data g(t), berupa
digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal digital x(t) berdasarkan teknik
tertentu. Analog signaling: sinyal input m(t) disebut “modulating signal”
dikalikan dengan sinyal pembawa, hasil modulasi berupa sinyal analog s(t)
disebut “modulated signal”.
1.
Data digital, sinyal digital
Umumnya
peralatan untuk mengubah kode data digital menjadi sebuah sinyal digital tidak terlalu kompleks dantidak terlalu mahal dibanding peralatan modulasi digital ke
analog.
2.
Data analog, sinyal digital
Perubahan
data analog ke bentuk digital memungkinkan penggunaan peralatan transmisi
digital dan
peralatan switching modern.
3.
Data digital, sinyal analog
Beberapa
media transmisi seperti serat optik & media unguided hanya akan menyebarkan
sinyal-sinyal analog
4.
Data analog, sinyal analog
Data
analog dalam
bentuk elektrik dapat ditransmisikan sebagai sinyal baseband dengan mudah & murah.
Hal ini dilakukan dengan transmisi suara melalui jalur derajat –suara. Satu
penggunaan modulasi yang umum dilkukan dengan mengalihkan badwidth sinyal
basebaband ke bagian lain dari spectrum. Dengan cara ini sinyal multiple dimana
masing-masing berada pada posisi yang berlainan pada spectrum dapat membagi
media transmisi yang sama.
Berikut adalah
gambar modulasi dan encoding sinyal :
C.
Data
Digital dan Sinyal Digital
1.
Pengertian
Sinyal
digital adalah sinyal diskrit dengan pulsa tegangan diskontinyu. Tiap pulsa
adalah elemen sinyal data biner diubah menjadi elemen - elemen sinyal.
Spektrum sinyal adalah disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary ditransmisikan dengan meng-encoder-kan tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
Spektrum sinyal adalah disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary ditransmisikan dengan meng-encoder-kan tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
2.
Ketentuan
a. Unipolar: Semua elemen-elemen sinyal
dalam bentuk yang sama yaitu positif semua atau negatif semua.
b. Polar :adalah elemen-elemen sinyal
dimana salah satu state logic dinyatakan oleh level tegangan positif dan
sebaliknya oleh tegangan negative
c. Rating Data : Rating data transmisi
data dalam bit per second
d. Durasi atau panjang suatu bit: Waktu
yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan bit
e. Rating modulasi
f. Rating dimana level sinyal berubah
g. Diukur dalam bentuk baud=elemen-elemen
sinyal per detik
h. Tanda dan ruang
i. Biner 1 dan biner 0 berturut-turut
j. Modulation rate adalah kecepatan
dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam bauds atau elemen sinyal per
detik.
k. Istilah mark dan space menyatakan
digit binary '1' dan '0'.
3.
Receiver
Tugas-tugas
receiver dalam mengartikan sinyal-sinyal digital:
a. receiver harus mengetahui timing
dari tiap bit
b. receiver harus menentukan apakah
level sinyal dalam posisi bit high(1) atau low(0).
Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah interval dan membandingkan nilainya dengan threshold.
Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah interval dan membandingkan nilainya dengan threshold.
Faktor
yang menentukan sukses dari receiver dalam mengartikan sinyal yang datang :
a.
Data rate (kecepatan data) : peningkatan data rate akan
meningkatkan bit error
rate (kecepatan error dari bit).
rate (kecepatan error dari bit).
-
S/N : peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate.
-
Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data
rate.
4.
Faktor
Perbandingan Teknik Komunikasi
Lima
faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik komunikasi
a. Spektrum sinyal
Disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan
transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi
distorsi dalam penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan
bentuk dari spektrum sinyal transmisi
b. Clocking
Untuk menentukan awal & akhir posisi setiap bit adalah
dgn menyediakan clock terpisah utk sinkronisasi
transmiter dan receiver. Mekanisme sinkronisasi berdasarkan sinyal yg ditransmisikan.
c. Deteksi error
Dengan skema pengkodean sinyal scr fisik dpt mendeteksi error
dgn lbh cepat.
d. Interferensi sinyal dan Kekebalan
terhadap noise
Beberapa kode tertentu menunjukkan kinerja yg sgt baik dlm mengatasi noise
Beberapa kode tertentu menunjukkan kinerja yg sgt baik dlm mengatasi noise
e. Harga
dan Kelengkapan
Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan
data) menyebabkan harga semakin tinggi. Beberapa kode membutuhkan rate sinyal ternyata
lbhbesar dibanding rate data aktual
5.
Pola-Pola
Encoding
Berikut adalah gambaran dari
pola-pola encoding :
a.
Nonreturn
to Zero-Level (NRZ-L)
Yaitu suatu kode dimana tegangan
negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk
mewakili binary lainnya.
– Dua tegangan yang berbeda antara bit
0 dan bit 1
– Tegangan konstan selama interval bit
– Tidak ada transisi yaitu tegangan no
return to zero
Contoh
:Ketiadaan voltase dpt digunakan utk menampilkan biner 0
dan voltase positif konstan utk menampilkan nilai biner 1
b.
Nonreturn
to Zero Inverted (NRZI)
Yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau
high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary '1' untuk bit
time tersebut; tidak ada transisi berarti binary '0'. Sehingga NRZI merupakan
salah satu contoh dari differensial encoding.
– Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
dalam kesatuan
– Pulsa tegangan konstan untuk durasi
bit
– Data dikodekan / diterjemahkan
sebagai kehadiran(ada) atau ketiadaan sinyal transisi saat permulaan bit time
– Transisi (dari rendah ke tinggi atau
tinggi ke rendah) merupakan biner 1
– Tidak ada transisi untuk biner 0
Sebagai contoh encoding differential
Keuntungan differensial encoding :
- lebih kebal noise
- tidak dipengaruhi oleh level
tegangan.
Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZI :
– keterbatasan dalam komponen dc dan
kemampuan synchronisasi yang buruk
NRZ
NRZ
Berikut gambaran NRZ-L dan NRZI
c.
Bipolar-AMI
–
Teknik ini diarahkan
utk mengatasi ketidakefisienan kode-kode NRZ
–
Digunakan lebih dari 2
level sinyal
–
Contoh untuk skema ini
yakni Bipolar-AMI (Alternate Mark Inversion) dan pseudoternary
–
Sedangkan biner 1
ditampilkan melalui pulsa positif dan negatif
–
Pulsa biner 1 harus
berganti-ganti polaritasnya
–
Bandwidth yg dihasilkan
dari sinyal2 yang dihasilkan sangat
tipis dibanding bandwidth untuk NRZ
–
Karena sinyal2 biner 1
berganti voltase dari positif ke negatif maka tidak ada dc komponen murni
–
Sifat pulsa yg
berganti-ganti memungkinkan hanya diperlukan alat yg sederhana untuk mendeteksi
error
d.
Pseudoternary
–
Biner 1sesuai utk
melalui No Line Signal
–
Biner 0 melalui
pulsa yg berganti-ganti negatif & positif
Berikut adalah gambaran Bipolar-AMI dan
Pseudoternary
Pertukaran untuk biner multilevel
–
Tidak ada efisiensi pada NZR
–
Tiap elemen sinyal hanya menggambarkan satu bit
–
Pada 3 level sistem dapat menggambarkan log23 = 1.58 bits
–
Receiver harus membedakan diantara 3 level (+A, -A, 0)
–
Membutuhkan kira-kira lebih dari 3db kekuatan sinyal untuk
kemungkinan yang sama dalam bit error
Pertukaran dua fase dengan dua tekniknya yaitu manchester
dan differential manchester.
e.
Manchester
– Transisi
di tengah untuk tiap periode bit
– Perpindahan
transisi sebagai clock dan data
– Rendah
ke tinggi menggambarkan 1
– Tinggi
ke rendah menggambarkan 0
Berikut adalah gambraran encoding
Manchester :
f.
Differential
Manchester
– Transisi
pertengahan bit hanya digunakan untuk clocking
– Transisi
dimulai saat periode bit menggambarkan 0
– Tidak
ada transisi yang dimulai
saat periode bit dalam menggambarkan nol
– Menggunakan differential
encoding
Keuntungan
rancangan biphase :
– Synchronisasi : karena adanya
transisi selama tiap bit time, receiver dapat mensynchron-kan pada transis
tersebut atau dikenal sebagai self clocking codes.
– Tidak ada komponen dc.
– Deteksi terhadap error : ketiadaan
dari transisi yang diharapkan, dapat dipakai untuk mendeteksi error.
Kekurangannya :
– Memakai bandwidth yang lebih lebar
dari pada multilevel binary.
Manchester Encoding
Manchester Encoding
g.
B8ZS
– Penggantian
Bipolar With 8 Zeros
– Skema pengkodean didasarkan
pada bipolar-AMI
– Kekurangan kode AMI adalah string panjang nol bisa
menyebabkan hilangnya singkronisasi. Utk itu terdapat aturan :
– Jika
octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode
positif sebagai 000+-0-+
– Jika
octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode
negatif sebagai 000-+0+-
– Teknik ini memaksa dua
kode pelanggaran pada kode
AMI
– Receiver
mendeteksi dan menerjemahkan seperti octed pada semua zero
h.
HDB3
– Kepadatan
tinggi Bipolar 3 Zeros
– Didasarkan
pada bipolar-AMI
– String
pada empat zero digantikan dengan satu atau dua pulsa
Berikut adalah adalah gambaran
Bipolar AMI, B8ZS dan HDB3
6.
Rate
Modulasi
Saat
teknik pengkodean sinyal digunakan, perlu dibuat suatu perbedaan jelas antara
rate data (dinyatakan dlm bit per detik) dan rate modulasi (dinyatakan dlm baud).Rate
data atau rate bit adalah 1/tB, tB =
durasi bit.
Sedangkan
rate modulasi adalah rate tempat elemensinyal dimunculkan.
D = R
b
Dimana :
D = rate modulasi,
baud
R = rate data, bps
b = jumlah bit per elemen sinyal
salah
satu cara menentukan karakteristik rate modulasi adalah dengan menentukan
rata-rata jumlah transisi yang terjadi per waktu bit, dan hal ini tergantung
pada runtutan tetap bit yang ditransmisikan.
Gambar Kecepatan Modulasi
7.
Scrambling
Dalam
skema ini, rangkaian yg akan menghasilkan level voltase konstan dijalurnya dan
digantikan oleh rangkaian pengisi (yg menyediakan transisi yg cukup utk
clock-receiver dlm memelihara singkronisasi).
Runtunan pengisi harus dikenal receiver
dan akan digantikan dengan runtunan data asli. Runtunan pengisi ini sama
panjangnya dengan Runtunan yang asli, sehingga tidak ada peningkatan rate data.
Rangkaian Pengisi (Filling)
– Harus
cukup menghasilkan transisi untuk sinkronisasi
– Harus
dapat diakui oleh receiver dan digantikan dengan yang asli
– Panjang
sama dengan yang asli
Dengan ciri :
– Tidak
ada komponen dc
– Tidak
ada rangkaian panjang pada saluran sinyal level zero
– Tidak
ada penurunan pada kecepatan data
– Kemampuan
pendeteksian error
D.
Data
Digital Sinyal Analog
Pentransmisian data ditigal
menggunakansinyal-sinyal analog. Yang paling sering dilakukan adalah dengan
mentransmisikan data digital melalui jaringan telepon umum.Jaringan
telepon
dirancang untuk menerima, mengalihkan dan mentransmisikan sinyal-sinyal
analog dengan rentang frekuensi suara 300Hz sampai 3400Hz. Untuk jaringan
telepon (perangkat digital) yang dipasang ke jaringan melalui sebuah modem
(modulator-demodulator) dapat mengubah data digital ke sinyal-sinyal analog.
Untuk
jaringan telepon digunakan modem-modem yang menghasilkan sinyal-sinyal dalam
rentang frekuensi suara. Teknik-teknik dasar yang sama digunakan untuk modem
yang menghasilkan sinyal-sinyal pada frekuensi yang lebih tinggi.
1. Modulasi dipengaruhi oleh karakteristik sinya pembawa
yaitu :amplitudo, frekuensi, fase
2. Ada tiga teknik dasar pengkodean atau teknik modulasi
yakni:
- Amplitude
shift keying (ASK)
- Frequency
shift keying (FSK)
- Phase
shift keying (PSK)
Berikut ini adalah gambaran ASK,
BFSK, BPSK
a.
Amplitude
shift keying (ASK)
Dua nilai biner dilambangkan dua amplitudo berbeda dari
frekuensi sinyal pembawa.Selalu, salah satu amplitudo adalah
zero (nol) yakni, satu digit biner
yg ditunjukkan melalui keberadaan sinyal pd amplitudo yg konstan dr sinyal
pembawa, sedangkan yg lain melalui ketidakadaan sinyak pembawa. ASK
sangat rentan untuk pergantian gain (bati) yang tiba-tiba, sehingga menyebabkan
ASK menjadi Teknik Modulasi yg tidak
terlalu efisien. Pada derajat
suara (voice grade line) hanya sampai
dengan 1200bps. ASK sering digunakan untuk mentransmisikan data pada fiber
optic.
b.
Frequency
shift keying (FSK)
Secara
umumFSK berbentuk binary sehingga disebut juga Binary Frequency Shift Keying (BFSK).Dua hasil biner diwakili oleh
dua frekuensi yang berbeda(carrier dekat) di dekat frekuensi pembawa. Pada FSK,
fase sinyal pembawa diubah untuk menampilkan data. FSK lebih stabil dan tidak
mudah error bila dibandingkan dengan ASK. Sama seperti ASK, pada derajat suara
(voice grade line) hanya sampai
dengan 1200 bps. FSK untuk operasi Full-Duplex zspanjang jalur derajat-suara,
akan melewatkan frekuensi pada kisaran rentang 300-3400 Hz. Full-Duplex berarti
sinyal-sinyal ditransmisikan dua arah pada saat yang bersamaan.
gambar
transmisi full duplex FSK pada garis suara
c.
Phase
shift keying (PSK)
– Fase
pada sinyal carrier adalah perubahan untuk mewakili data
– Binary
PSK : Dua fase diwakili dua digit biner
– Differential
PSK
– Perubahan
fase relatif untuk transmisi sebelumnya lebih dari beberapa sinyal referensi
Quadrature PSK
– Penggunaan
lebih efisien oleh tiap elemen sinyal diwakili lebih dari satu bit
– Misalnya
perubahan pada p/2 (90o)
– Tiap
elemen diwakili dua bit
– Dapat
digunakan 8 sudut fase dan memiliki lebih dari satu amplitudo
– 9600bps
modem menggunakan sudut 12, empat pada tiap dua amplitudo
– Offset
QPSK (orthogonal QPSK)
– Delay
dalam aliran Q
E.
Data
Analog Sinyal Digital
Digitalisasi adalah Konversi dari data
analog ke data digital. Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan
NRZ-L. Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan code selain NRZ-L. Data
digital dapat dirubah menjadi sinyal analog. Bila data analog diubah menjadi data digital,
maka akan terjadi banyak hal, diantaranya:
1. Data
digital dapat ditransmisikan menggunakan NRZ-L.
2. Data
digital dapat ditandai sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode lain
selain NRZ-L. sehingga diperlukan satu data tambahan.
3. Data
digital dapat diubah menjadi suatu sinyal analog, dengan menggunakan salah satu
teknik modulasi.
Konversi analog ke digital
menggunakan codec (Coder-Decoder).
Dua teknik yg digunakan dalam Codec adalah Pulse Code Modulation dan Delta Modulation.
1.
Pulse
Code Modulation(PCM)
Ciri-ciri :
– Jika
sinyal diambil pada interval regular dan
pada rate yg lebih tinggi dua kali daripada frekuensi sinyal tertinggi,
maka sample memuat banyak informasi dari sinyal original atau
disebut Proof - Stallings appendix 4A.
– Batas
data voice(suara) sampai 4000Hz.
– Membutuhkan
8000 sample tiap detik untuk menggolongkan sinyal suara dengan lengkap.
– Untuk mengubah menjadi digital, tiap sample harus ditandai dengan suatu kode biner.
– Sistem
4 bit sample memberi 16 level.
Kualitas :
– Kualitas
error atau noise
– Kira-kira
diartikan dimungkinkan untuk menutup kembali ketepatan original
– 8
bit sample memberi 256 level kuantisasi
– Mutu sinyal suara yg diwakili lbh baik dibandingkan kualitas
dengan transmisi analog
– 8000
samples tiap detik pada tiap 8 bit memberi
64kbps
2.
Non-Linier
Encoding
Skema PCM
menggunakan Nonlinear Encoding yg artinya bahwa level-level kuantisasi tidak
diperlakukan sama. Untuk mengurangi sinyal distorsi dapat dilakukan dengan
menggunakan kuantisasi yang seragam dan companding yakni proses mempersingkat
rentang intensitas sebuah sinyal dengan penambahan lebih banyak penguat untuk
sinyal-sinyal yang lemah dibanding sinyal yang kuat pada input.
Gambar efek pengkodean Nonlinier
3.
Modulasi
Delta
– Dengan DM, suatu input analog kira-kira seperti fungsi tangga yang bergerak naik-turun dengan satu level kuantisasi pada tiap interval sampling
– Output dari proses DM adalah tuntunan biner yang dapat digunakan receiver untuk rekonstruksi
fungsi tangga yang jalannya mirip biner. Pada setiap
waktu pengambilan sampel, fungsi bergerak naik turun sebesar sehingga output dari proses modulasi delta
dapat ditampilkan sebagai suatu digit biner tunggal untuk setiap sampel.
Contoh modulasi delta
Output dari proses DM adalah
runtunan biner yang dapat digunakan receiver untuk merekonstruksi fungsi
tangga. Kemudian fungsi tangga dapat diperhalus lagi dengan melalui lebih
banyak jenis proses integrasi agar dapat menghasilkan pendekatan analog dari
sinyal input analog.
F.
Data
Analog, Sinyal Analog
Terdapat dua alas an utama untuk
modulasi analog dari sinyal-sinyal analog:
a. Diperlukan
frekuensi yang lebih tinggi agar transmisi yang dilakukan lebih efektif
b.
Modulasi memperbolehkan
frequency-division multiplexing
Tipe-tipe modulasi
– Amplitudo
Modulation (AM)
– Phase Modulation (PM)
– Frequency Modulation (FM)
AMPLITUDO
MODULATION
Dikenal sebagai double
sideband transmitter carrier (DSBTC). Secara matematik proses ini dinyatakan
sebagai :
s(t) = [1 + nax(t)]
cos2π fct
dimana :
cos2π fct = carrier
x(t) = sinyal input
(pembawa data)
na = indeks
modulasi = ration amplitudo dari sinyal input terhadap carrier.
Gambar 3.10 menunjukkan
spektrum sinyal AM yang terdiri dari sinyal carrier
ditambah spektrum dari
sinyal input sehingga terdapat lower sideband (f > fc) dan
upper sideband (f < fc).
Jenis AM :
·
Yang populer yaitu single sideband (SSB)
dimana pengiriman hanya satu sideband dan menghapus sideband lain dan
carriernya.
Keuntungan :
o Hanya separuh dari
bandwidth yang dibutuhkan
o Diperlukan power yang
lebih kecil sebab tidak ada power yang dipakai untuk men-transmisi carrier pada
sideband yang lain.
- Double sideband suppressed carrier (DSBSC) dimana menyaring frekuensi carrier dan mengirimkan kedua sideband.
Keuntungan : menghemat
power tetapi memakai bandwidth yang besarnya sama dengan DSBTC.
Kerugian dari kedua
-duanya : menahan carrier, padahal carrier dapat dipakai untuk
tujuan
synchronisasi.
Solusi : dengan vestigial
sideband (VSB) dimana memakai satu sideband dan mengurangi power
carrier.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Teknik Sinyal Encoding.(http://pendekarbloger.blogspot.com/2011/03/teknik-sinyal-encoding.html
diakses tanggal 5 Februari 2013).
Harisamt.2011.Teknik Encoding Data Digital, & Sinyal Digital(http://haris-ti.blogspot.com/2012/04/teknik-encoding-data-digital-sinyal.html
diakses tanggal 5 Februari 2013).
Stallings, William. 2001. Komunikasi Data dan Komputer: Dasar-Dasar
Komunikasi Data. Jakarta: Salemba Teknika.
terimakasih untuk penulis, saya sangat mengapresiasikan tulisan ini karena sangat membantu
BalasHapusTerima kasih... Untuk informasinya
BalasHapus